BPMP Sumut Gelar Advokasi dan Workshop Penguatan Ekstrakurikuler G7KAIH Bagi Pemda dan Satdik se-Sumut
Medan, 28 Juli 2025 – Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatera Utara menyelenggarakan kegiatan Advokasi dan Workshop Penguatan Ekstrakurikuler Pelaksanaan G7KAIH bagi Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan (Satdik) se-Sumatera Utara. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 28 hingga 31 Juli 2025 di Aula Sisimangaraja XII, Medan.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Dinas Pendidikan dan perwakilan satuan pendidikan dari jenjang PAUD, Kesetaraan, SD, SMP, SMA, dan SLB yang berasal dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Hadir pula para Wali Wilayah BPMP Sumatera Utara yang turut mengambil bagian dalam proses penguatan dan sinergi program pendidikan berbasis karakter dan ekstrakurikuler.
Acara diawali dengan Tarian Multi Etnik Penampilan dari Siswa-siswi SMP Negeri 1 Medan kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Kepala BPMP Sumatera Utara, Tajuddin Idris, S.Si., MT. Dalam sambutannya, ia menyampaikan data terbaru mengenai jumlah sekolah dan siswa di Sumatera Utara berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). “Saat ini terdapat 23.708 sekolah, terdiri dari 10.547 sekolah negeri dan 13.161 sekolah swasta, dengan total siswa mencapai 3.750.516 anak,” jelas Tajuddin.
Namun demikian, ia juga menyoroti persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS) yang masih menjadi tantangan. Berdasarkan data, terdapat 246.879 anak yang tergolong ATS, di antaranya 121.492 anak belum pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali. “Kami terus berupaya melakukan pendataan menyeluruh agar seluruh anak-anak bisa terjangkau dalam satuan pendidikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik,” tegasnya.
Terkait dengan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ini, Tajuddin melaporkan bahwa kegiatan berjalan dengan aman dan tertib tanpa ada laporan perpeloncoan dari SD hingga SMA. Ia menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan ramah anak sebagai fondasi utama membentuk generasi penerus yang berkualitas. “Kalau anak-anak kita baik, maka akan terbentuk generasi yang baik pula,” tambahnya.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan resmi oleh Bapak Dr. Khamim, M. Pd , Widyaprada Ahli Utama mewakili Dirjen PAUD Dasmen, Kemendikdasmen. Dalam arahannya, ia menggarisbawahi pentingnya penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. “Pak Menteri selalu mengingatkan bahwa pendidikan karakter adalah tentang membentuk kebiasaan. Dengan kebiasaan yang baik, akan terbentuk kepribadian yang kokoh dan berkarakter,” ujar Khamim.
Ia juga menekankan bahwa generasi masa depan yang diharapkan bukan hanya yang adaptif terhadap perubahan, tetapi juga yang mampu menjadi agen perubahan. “Generasi yang kita bentuk hari ini harus memiliki visi jauh ke depan untuk membawa bangsa menjadi lebih maju dan berdaya saing,” ujarnya.
Dalam konteks revitalisasi satuan pendidikan, Hamim menyampaikan bahwa berbagai pelatihan dan bimbingan teknis telah dilakukan secara regional, menjangkau satuan pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK. “Tak kurang dari 10.440 ruang kelas telah dioptimalkan dalam proses revitalisasi yang sedang berjalan di berbagai daerah,” jelasnya.
Khamim juga menyinggung program digitalisasi pendidikan sebagai prioritas nasional yang terus digalakkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Hal ini sejalan dengan semangat transformasi pendidikan menuju era digital yang lebih inklusif dan efisien. Selain itu, penguatan pendidikan karakter juga tetap menjadi prioritas utama Kementerian Pendidikan, sebagai fondasi dalam membangun generasi unggul.
G7KAIH merupakan program unggulan Kemendikdasmen tahun 2025 yang bertujuan menanamkan tujuh kebiasaan positif pada anak-anak Indonesia, yaitu: bangun pagi, beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing, berolahraga, makan makanan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur lebih awal. Implementasi G7KAIH di satuan pendidikan dilakukan melalui kegiatan rutin seperti pertemuan pagi ceria, senam Anak Indonesia Hebat, doa bersama, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta kegiatan kepanduan, krida, keagamaan, dan ekstrakurikuler lainnya.
“Pendidikan karakter di sekolah bisa dilakukan oleh semua jenjang pendidikan melalui berbagai strategi, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi dan konteks lokal masing-masing satuan pendidikan,” terang Khamim.
Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan pemerintah daerah dan satuan pendidikan di Sumatera Utara semakin terarah dan siap dalam mengimplementasikan program-program prioritas yang mendukung terbentuknya generasi yang unggul, berkarakter, dan visioner.





